contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Sabtu, 29 Maret 2014

 



10 Nasihat Bijak Einstein

(Hal langka yang banyak tersembunyi)


Tak perlu bersiap-siap mengernyitkan kening, kita hanya akan membahas ringan tentang filosofi hidup singkat Einstein.

Tidak ada Fisika, nuklir, atau hal-hal jenius lainnya. Hanya hal kecil tapi sering terlupakan, padahal berpengaruh besar terhadap kehidupan kita. Apa saja nasehat bijak Einstein? Yuk kita lihat.

1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda

“Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja.”

Membaca kutipan Einstein di atas membuat kita bertanya-tanya. Seperti apa rasa ingin tahu itu? Saya selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sukses, sementara banyak lainnya gagal?

Karena itu banyak-banyaklah menghabiskan banyak waktu membaca banyak bahan. Mencari tahu koneksi berbagai hal terhadap kata ‘sukses’. Mengejar jawaban rasa ingin tahu Anda adalah kunci rahasia kesukesan.

2. Tekun itu Tak Ternilai

“Saya bukannya pintar, boleh dikatakan hanya bertahan lebih lama menghadapi masalah.”

Bayangkan seekor kura-kura di tengah rimba gunung, sementara dia ingin menuju pantai. Atau, apakah Anda setekun tunas mangga terus-menerus bertumbuh, berkembang sehingga akhirnya berbuah?

Ada ungkapan bagus yang popular di kalangan pegawai pos, ‘Selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan’. Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah Anda mulai.

3. Fokus pada saat ini.

“Seorang pria yang bisa menyetir dengan aman sementara mencium gadis cantik, sebenarnya tidak memberi penghargaan yang layak untuk ciumannya itu.”

Einstein kok ngomongin tentang ciuman ya? Ah, itu kan hanya istilah saja, Tapi saya ingin cerita tentang kejadian ketika sesorang menjaga kebun duren di kebun.

Begitu banyak kera seperti menunggu si penjaga lengah dan menyikat durian ranum di atas pohon. Kemudian seorang lainnya berkata, bahwa Anda tak akan bisa menembak dua kera sekaligus.

Pengertian yang bisa disimpulkan atas kata-kata tersebut adalah, ‘Seseorang bisa melakukan banyak hal, tapi bukan semua hal sekaligus’.

Belajar untuk ‘berada di sini, saat ini’, berikan perhatian kepada apa yang sedang Anda kerjakan. Energi terfokus adalah sumber kekuatan. Itulah perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.

4. Imaginasi adalah kekuatan

“Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan. Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan.”

Ungkapan Einstein ini sangat terkenal. Apakah Anda berimajinasi setiap hari? Imaginasi lebih penting dari pengetahuan!

Imaginasi memainkan satu babak awal dalam pentas hidup masa depan Anda. Lagi, kata Einstein, “Tanda kejeneniusan sesungguhnya bukanlah pengetahuan melainkan imaginasi.”

Sekali lagi, apakah Anda sudah melatih otot-otot imaginasi Anda setiap hari? Jangan biarkan otot-otot itu menjadi kurus dan sakit-sakitan.

Hidup tanpa imajinasi seperti mengikuti aliran sungai, pasrah mengikuti apapun kemauan dan ke mana arahnya. Tak memiliki kuasa atas apapun terhadap pilihan ataupun keinginan. Menyedihkan.

5. Buat Kesalahan

“Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru.”

Einstein tak pernah takut dengan kesalahan. Tak perlu alergi dengan kesalahan. Catat baik-baik, KESALAHAN bukan KEGAGALAN.

Dua hal tadi berbeda. Kesalahan-kesalahan dapat membantu Anda menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih cerdas, jika Anda menggunakannya dengan tepat tentunya.

Carilah sesuatu berbau baru (something new) dari kesalahan Anda. Seperti sudah dibilang sebelumnya, jika ingin sukses, belajar lebih banyak dari kesalahan Anda.

6. Hidup pada saat ini

“Saya tak pernah memikirkan masa depan–itu akan datang sesaat lagi.”

Satu-satunya jalan agar hidup Anda baik dimasa depan adalah hidup dengan baik pada saat sekarang. Ah, lagi-lagi nasehat bijak untuk menyikapi waktu dengan tepat oleh pakar fisika quantum Einstein.

Sangat tak mungkin mengubah kemarin karena sudah terjadi. Yang bisa Anda lakukan sekarang adalah mengubah cara pandang Anda saat ini tentang kemarin agar menjadi lebih baik.

Anda juga tidak bisa mengubah besok menjadi lebih baik, kecuali jika Anda melakukan yang terbaik pada saat ini. Masalahnya hanya tentang waktu, dan waktu tidak pernah ke mana-mana kok.

7. Hargai diri Anda

“Berusahalah dengan keras bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi lebih berharga.”

Tak perlu lah banting tulang untuk menjadi lebih sukes. Luangkan waktu Anda untuk menaikkan nilai diri Anda.

Jika Anda memang bernilai, sukses akan datang menghampiri Anda. Apakah Einstein bekerja lebih keras untuk sukses? Mungkin dia hanya terus menerus berinvestasi untuk meningkatkan nilai dirinya. Sukses datang sendiri kepadanya.

Kenali bakat dan berkah karunia-Nya kepada Anda. Belajarlah mengasah mereka menjadi lebih tajam, gunakan untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknyak kepada orang lain.

Bekerjalah untuk menjadi bernilai, sukses akan mengejar Anda. Apakah berlian harganya sama dengan kerikil? Anda punya jawabannya. Keduanya mengalami tekanan berbeda sehingga membedakan nilainya.

8. Jangan mengharapkan Hasil Berbeda

“Kegilaan: adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil berbeda.”

Nasehat bijak Enstein di atas adalah favorit saya. Anda jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Anda masih bertahan dengan cara yang Anda pakai sekarang.

Dengan ungkapan lain, Anda mimpi mengharapkan otot bisep Anda menjadi lebih ‘seksi’ jika masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Jika ingin hidup Anda berubah, Anda harus berubah. Mengubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu.

Ketika Anda mengubah pikiran Anda, mengubah sudut pandang Anda, mengubah tindakan Anda, hidup Anda akan berubah dengan sendirinya.

Bayangkan hal berikut: Ada seorang gadis manis tepat di depanmu. Bandingkan kedua aksi berikut. Pertama, kamu senyum tulus, reaksi si gadis adalah membalas senyummu. Kedua, kamu melotot padanya, bisa ditebak apa reaksi si gadis?

9. Pengetahuan terasah melalui Pengalaman

“Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.”

Pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Anda bisa mendiskusikan sebuah proyek, tapi diskusi itu hanya akan memberi Anda informasi.

Anda harus melakukan proyek tersebut untuk ‘tahu’ apakah proyek tersebut berjalan dengan benar atau tidak.

Anda harus melakukannya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah ditengah proyek berjalan. Itu membuat Anda memiliki pengalaman baru dan bermanfaat.

Apa pesan Einstein? Carilah pengalaman! Jangan habiskan waktumu nonton sinetron cinta sementara dirimu setengah mati menginginkan pacar, misalnya. Keluar dari duniamu sekarang dan pengalaman tak ternilai menunggumu di luar sana.

10. Pahami Aturan Main, Lalu Bermainlah Lebih Baik

“Anda harus memahami aturan permainan. Kemudian Anda harus bermain lebih baik daripada pemain lain.”

Bagi Einstein, dia cukup memahami aturan-aturan dasar Fisika lalu berpikir dan bekerja lebih baik dibanding fisikawan lainnya. Sederhananya, Anda cukup melakukan dua hal saja.

Pertama, yang harus Anda lakukan adalah memahami ‘peraturan’ bagaimana cara Anda melakukannya.

Kedua, lakukan pekerjaan tersebut lebih baik dibanding orang lain. Jika Anda mampu melakukan dua hal ini dengan baik, sukses pasti masuk ke kantong Anda.


sumber : www.pemdidikankarakter.com

0
Selasa, 25 Maret 2014


1.       ," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Menjaga Keseimbangan Hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

2.       9 Cara Bahagiakan Anak
(Tidak Selalu Uang yang membahagiakan Anak)

Dari banyaknya tanggung jawab yang Anda tanggung, yang diinginkan anak tidak banyak, mereka hanya ingin bahagia bersama orang tua mereka. Nah, bagaimana Anda bisa membahagiakan anak-anak Anda tanpa keluar dari jalur tanggung jawab sebagai orang tua. Ini dia 9 cara yang harus Anda praktikkan.

1. Fleksibel Dalam Mengatur Jadwal

Mengatur jadwal memang penting, misalnya kapan buah hati harus sudah duduk di meja makan saat sarapan, kapan mereka harus mendapat pelajaran tambahan atau kegiatan di luar sekolah, dan kapan mereka bisa bermain. Tetapi ingat bahwa semua hal kadang tidak bisa berjalan seperti yang telah direncanakan. Selalu fleksibel pada anak-anak Anda tanpa mengurangi tingkat disiplin yang Anda tanamkan. Terus amati apakah anak-anak Anda menikmati jadwal mereka sehari-hari. Jika tampak jenuh, beri kelonggaran pada mereka untuk bernapas dan menikmati free selama beberapa hari.

2. Rileks Bersama

Anak-anak biasanya selalu aktif dan jarang beristirahat, mereka biasanya tidak ingat untuk rileks sampai mereka jatuh sakit. Kebiasaan ini harus Anda waspadai, jika sampai mereka tidak menikmati waktu-waktu untuk beristirahat setiap hari. Anda bisa mencontohkan pada mereka bagaimana caranya untuk rileks sejenak dan beristirahat. Misalnya saja membaca buku yang isinya ringan, berbaring sebentar di sofa, atau duduk di teras sambil memandang matahari terbenam. Ajak buah hati Anda untuk beristirahat sejenak disela-sela kesibukan mereka.

3. Banyak Tertawa

Jangan lagi menganggap hubungan antara anak dan orang tua bagaikan tembok yang menjadi penghalang untuk saling melucu dan tertawa. Anak-anak selalu suka dengan berbagai cerita lucu dan tertawa bersama. Selain itu, tertawa akan membuat stres jauh dari keluarga Anda. Tetapi ingat untuk tidak membuat bahan lelucon yang berkaitan dengan fisik orang lain. Anda bisa memulai dengan saling menggelitik pinggang, ceritakan hal-hal lucu yang pernah Anda alami sewaktu kecil, dan biarkan buah hati Anda bercerita apa yang menurut mereka lucu.

4. Jauhi Kata "Jangan!"

Seringkali para orang tua mengucapkan kata "Jangan!" pada buah hati mereka karena alasan keamanan, disiplin, dan lain sebagainya. Misalnya saja "Jangan main bola di dalam rumah!", "Jangan lupa mengucapkan terima kasih!", "Jangan ini!", "Jangan itu!". Padahal jika Anda mendapat perintah, "Jangan membayangkan gajah menari balet!" yang Anda lakukan justru membayangkannya, hal ini juga terjadi pada buah hati Anda. Akan lebih baik jika Anda mengatakan, "Bermain bola memang menyenangkan, tetapi itu membahayakan benda-benda di dalam rumah, lebih aman kalau kalian main di halaman," Atau "Kamu tahu kan pelajaran sopan santunnya? Ucapkan terima kasih, dan bunda akan bangga kalau kamu selalu ingat pelajaran itu,"

5. Jangan Terlalu Mengejar Sempurna

Saat buah hati Anda mulai belajar sesuatu, Anda harus bersabar dengan hasilnya. Bila bayi kerabat Anda sudah bisa berjalan sebelum usia satu tahun, dan bayi Anda masih merangkak saat ulang tahun pertamanya, jangan memaksa buah hati Anda untuk berjalan secepat mungkin. Jika menurut dokter tidak ada yang salah dengan perkembangan si kecil, Anda harus bersabar. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini berlaku juga bila buah hati Anda sudah masuk pada masa sekolah. Sekalipun Anda punya keinginan membuat sang buah hati menjadi pianis hebat, jika buah hati tidak tertarik dengan piano, jangan dipaksakan.

6. Beri Makanan Bergizi

Untuk yang satu ini, Anda tentu perlu ekstra pengetahuan mengenai kesehatan dan nutrisi untuk anak-anak. Hindari terlalu sering memanjakan lidah buah hati dengan junk food, camilan berkalori tinggi dan berbagai minuman atau makanan siap saji. Anak-anak perlu asupan makanan sehat untuk menunjang aktivitas mereka yang tidak ada habisnya. Selalu sediakan makanan sehat di lemari dan kulkas. Jauhkan buah hati Anda dari kegiatan nonton tv sambil makan. Selalu ukur berat badan buah hati Anda dan pastikan berada dalam angka ideal yang sesuai dengan usianya.

7. Kembangkan Bakatnya

Berbahagialah jika buah hati Anda memiliki bakat yang bisa dikembangkan. Sekolah tidak terlalu banyak memiliki peran untuk mengembangkan bakat, sehingga peran Anda sangat diperlukan di sini. Bila buah hati Anda suka dengan musik klasik dan tertarik dengan biola, tidak ada salahnya Anda memasukkan buah hati Anda ke sanggar musik. Jika buah hati Anda suka dengan kegiatan melukis, sediakan kanvas dan berbagai peralatan melukis. Demikian juga untuk bakat yang lain, motivasi, arahan dan dukungan dari Anda akan sangat membantu si buah hati untuk mengapresiasi bakat yang dia miliki.

8. Ajarkan Kemandirian

Kadang para orang tua tidak tega melihat buah hati mereka mencuci piring bekas makan malam mereka atau merapikan kamar mereka. Tetapi Anda harus 'tega' menanamkan kemandirian sebagai bekal kehidupannya kelak. Buah hati Anda harus bisa membantu Anda tanpa diperintah, termasuk merapikan kamar dan barang-barang miliknya, meletakkan barang kembali di tempat semua, dan menyusun apa saja yang mereka miliki. Ini akan menjadi kontrol dalam keseharian mereka, dan jangan lupa untuk terus memantau mereka setiap hari.

9. Dengarkan Mereka

Komunikasi adalah hal terpenting dalam membina hubungan antara orang tua dan anak. Jangan membuat arisan, koran dan internet menjadi sesuatu yang lebih penting daripada anak Anda. Beri waktu luang untuk berbincang dengannya. Dengarkan tanpa menyela atau memarahi mereka, karena percayalah, Anda akan lebih mengenal buah hati Anda dari apa yang dia ceritakan, apa yang menjadi kekhawatiran mereka dan apa impian mereka. Jaga kontak mata saat mereka bercerita dan dengarkan mereka.
3.       9 Cara Bahagiakan Anak
(Tidak Selalu Uang yang membahagiakan Anak)

Dari banyaknya tanggung jawab yang Anda tanggung, yang diinginkan anak tidak banyak, mereka hanya ingin bahagia bersama orang tua mereka. Nah, bagaimana Anda bisa membahagiakan anak-anak Anda tanpa keluar dari jalur tanggung jawab sebagai orang tua. Ini dia 9 cara yang harus Anda praktikkan.

1. Fleksibel Dalam Mengatur Jadwal

Mengatur jadwal memang penting, misalnya kapan buah hati harus sudah duduk di meja makan saat sarapan, kapan mereka harus mendapat pelajaran tambahan atau kegiatan di luar sekolah, dan kapan mereka bisa bermain. Tetapi ingat bahwa semua hal kadang tidak bisa berjalan seperti yang telah direncanakan. Selalu fleksibel pada anak-anak Anda tanpa mengurangi tingkat disiplin yang Anda tanamkan. Terus amati apakah anak-anak Anda menikmati jadwal mereka sehari-hari. Jika tampak jenuh, beri kelonggaran pada mereka untuk bernapas dan menikmati free selama beberapa hari.

2. Rileks Bersama

Anak-anak biasanya selalu aktif dan jarang beristirahat, mereka biasanya tidak ingat untuk rileks sampai mereka jatuh sakit. Kebiasaan ini harus Anda waspadai, jika sampai mereka tidak menikmati waktu-waktu untuk beristirahat setiap hari. Anda bisa mencontohkan pada mereka bagaimana caranya untuk rileks sejenak dan beristirahat. Misalnya saja membaca buku yang isinya ringan, berbaring sebentar di sofa, atau duduk di teras sambil memandang matahari terbenam. Ajak buah hati Anda untuk beristirahat sejenak disela-sela kesibukan mereka.

3. Banyak Tertawa

Jangan lagi menganggap hubungan antara anak dan orang tua bagaikan tembok yang menjadi penghalang untuk saling melucu dan tertawa. Anak-anak selalu suka dengan berbagai cerita lucu dan tertawa bersama. Selain itu, tertawa akan membuat stres jauh dari keluarga Anda. Tetapi ingat untuk tidak membuat bahan lelucon yang berkaitan dengan fisik orang lain. Anda bisa memulai dengan saling menggelitik pinggang, ceritakan hal-hal lucu yang pernah Anda alami sewaktu kecil, dan biarkan buah hati Anda bercerita apa yang menurut mereka lucu.

4. Jauhi Kata "Jangan!"

Seringkali para orang tua mengucapkan kata "Jangan!" pada buah hati mereka karena alasan keamanan, disiplin, dan lain sebagainya. Misalnya saja "Jangan main bola di dalam rumah!", "Jangan lupa mengucapkan terima kasih!", "Jangan ini!", "Jangan itu!". Padahal jika Anda mendapat perintah, "Jangan membayangkan gajah menari balet!" yang Anda lakukan justru membayangkannya, hal ini juga terjadi pada buah hati Anda. Akan lebih baik jika Anda mengatakan, "Bermain bola memang menyenangkan, tetapi itu membahayakan benda-benda di dalam rumah, lebih aman kalau kalian main di halaman," Atau "Kamu tahu kan pelajaran sopan santunnya? Ucapkan terima kasih, dan bunda akan bangga kalau kamu selalu ingat pelajaran itu,"

5. Jangan Terlalu Mengejar Sempurna

Saat buah hati Anda mulai belajar sesuatu, Anda harus bersabar dengan hasilnya. Bila bayi kerabat Anda sudah bisa berjalan sebelum usia satu tahun, dan bayi Anda masih merangkak saat ulang tahun pertamanya, jangan memaksa buah hati Anda untuk berjalan secepat mungkin. Jika menurut dokter tidak ada yang salah dengan perkembangan si kecil, Anda harus bersabar. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini berlaku juga bila buah hati Anda sudah masuk pada masa sekolah. Sekalipun Anda punya keinginan membuat sang buah hati menjadi pianis hebat, jika buah hati tidak tertarik dengan piano, jangan dipaksakan.

6. Beri Makanan Bergizi

Untuk yang satu ini, Anda tentu perlu ekstra pengetahuan mengenai kesehatan dan nutrisi untuk anak-anak. Hindari terlalu sering memanjakan lidah buah hati dengan junk food, camilan berkalori tinggi dan berbagai minuman atau makanan siap saji. Anak-anak perlu asupan makanan sehat untuk menunjang aktivitas mereka yang tidak ada habisnya. Selalu sediakan makanan sehat di lemari dan kulkas. Jauhkan buah hati Anda dari kegiatan nonton tv sambil makan. Selalu ukur berat badan buah hati Anda dan pastikan berada dalam angka ideal yang sesuai dengan usianya.

7. Kembangkan Bakatnya

Berbahagialah jika buah hati Anda memiliki bakat yang bisa dikembangkan. Sekolah tidak terlalu banyak memiliki peran untuk mengembangkan bakat, sehingga peran Anda sangat diperlukan di sini. Bila buah hati Anda suka dengan musik klasik dan tertarik dengan biola, tidak ada salahnya Anda memasukkan buah hati Anda ke sanggar musik. Jika buah hati Anda suka dengan kegiatan melukis, sediakan kanvas dan berbagai peralatan melukis. Demikian juga untuk bakat yang lain, motivasi, arahan dan dukungan dari Anda akan sangat membantu si buah hati untuk mengapresiasi bakat yang dia miliki.

8. Ajarkan Kemandirian

Kadang para orang tua tidak tega melihat buah hati mereka mencuci piring bekas makan malam mereka atau merapikan kamar mereka. Tetapi Anda harus 'tega' menanamkan kemandirian sebagai bekal kehidupannya kelak. Buah hati Anda harus bisa membantu Anda tanpa diperintah, termasuk merapikan kamar dan barang-barang miliknya, meletakkan barang kembali di tempat semua, dan menyusun apa saja yang mereka miliki. Ini akan menjadi kontrol dalam keseharian mereka, dan jangan lupa untuk terus memantau mereka setiap hari.

9. Dengarkan Mereka

Komunikasi adalah hal terpenting dalam membina hubungan antara orang tua dan anak. Jangan membuat arisan, koran dan internet menjadi sesuatu yang lebih penting daripada anak Anda. Beri waktu luang untuk berbincang dengannya. Dengarkan tanpa menyela atau memarahi mereka, karena percayalah, Anda akan lebih mengenal buah hati Anda dari apa yang dia ceritakan, apa yang menjadi kekhawatiran mereka dan apa impian mereka. Jaga kontak mata saat mereka bercerita dan dengarkan mereka.
4.       1 Rahasia Mudah Berbahagia

Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta.
Tiba-tiba sang Motivator berhenti berkata-kata dan mulai memberikan balon kepada masing2 peserta.

Dan kepada mereka masing2 diminta untuk menulis namanya di balon tsb dgn menggunakan spidol. Kemudian semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.

Sekarang semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu dan diminta untuk menemukan balon yang telah tertulis nama mereka, dan diberi waktu hanya 5 menit.

Semua orang panik mencari nama mereka, bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya sehingga terjadi kekacauan.

Waktu 5 menit sudah usai,tidak ada seorangpun yang bisa menemukan balon mereka sendiri.

Sekarang masing2 diminta untuk secara acak mengambil sembarang balon dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya.

Dalam beberapa menit semua orang punya balon mereka sendiri.
Akhirnya sang Motivator berkata : Kejadian yg baru terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri, (mirip dengan mencari balon mereka sendiri) dan banyak yg gagal.Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika mereka memberikan kebahagiaan kepada orang lain (memberikan balon kepada pemiliknya).

Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang lain. Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan kebahagiaan anda sendiri.

5.       6 Cara Mengatasi Anak Depresi
(Sangat Bisa dilakukan oleh orang awam)

1. Dekatilah anak dengan penuh kasih sayang.

Jika anak mulai memperlihatkan tanda-tanda depresi, inilah saatnya kita sebagai orang tua perlu memberi dosis cinta dan kasih sayang yang kuat pada anak. Pada saat kritis tersebut anak sangat membutuhkan dukungan emosional dengan sentuhan dan pelukan. Dukungan emosional dapat lebih meringankan bebannya, sebab anak tidak merasa sendiri.

2. Bentuklah anak untuk merasa lebih aman dan nyaman.

Untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dihayati, anak membutuhkan suasana yang dapat menyejukkan hatinya. Bila perlu anak diajak ke tempat yang menyenangkan dan tempat yang dapat membangkitkan gairah hidup serta semangat hidupnya.

3. Membantu anak memahami permasalahannya.

Jika anak sudah mau menceritakan tentang masalah yang menghimpitnya, ini berarti merupakan pertanda baik. Sudah ada keinginan yang terselip dalam hati anak untuk mengatasi derita hatinya. Namun kalau anak masih membungkam dan memendam masalahnya, kita dapat mengetuk pintu hatinya dan memberi dukungan emosional dengan memeluk anak. Selanjutnya, ajak anak untuk melakukan relaksasi. Fungsi relaksasi ini adalah untuk mengikis habis beban yang mengganjal dalam hati.

4. Meyakinkan anak pada kemampuan dirinya.

Setelah anak dapat menerima kenyataan yang menimpa dirinya dengan ikhlas, selanjutnya anak perlu diajak untuk mengembangkan aktivitas lainnya. Khususnya aktivitas yang dapat mengatasi permasalahan yang telah menghantuinya tersebut. Hal ini penting untuk mencegah anak kembali menghayati kesedihan hatinya.

5. Kembalikan semangat hidup anak dengan mengembangkan positive thinking.

Agar anak tidak terombang-ambing oleh suasana hati yang tidak mengenakkannya, anak perlu dilatih cara mengembangkan positif thinking. Anak harus dapat melatih diri menghadapi situasi yang menekan atau masalah dengan rasional, sehingga latihan ini membuat anak mampu menghadapi keadaan yang menekan atau persoalan dengan lebih memfokuskan pada inti permasalahan dan berupaya menemukan solusinya.

6. Kembangkan rasa percaya diri anak.

Bangun pengertian anak, bahwa masalah bukan merupakan beban yang harus ditakuti. Anak tak boleh memandang rendah kemampuan diri sendiri. Seburuk atau sesulit apa pun kondisi yang dihadapi, anak masih punya kekuatan dan kemampuan mengatasinya. Tanamkan keyakinan anak “mampu” menyelesaikan segala bentuk hambatan. Sebab, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

6.       Hutang/Piutang Seorang Ibu
(Pernah Menghitung ini??)

Benarkah hanya 36 juta? dari hitung2an kasar saja?

Suatu hari seorang ibu ingin meminjam uang dari anaknya yang telah mapan, dengan suara direndahkan terdengar sayup-sayup disertai rasa malu ia berkata : "Nak,bolehkah ibu meminjam uang 2.500.000? Ibu ada perlu...". Nanti bulan depan, setelah menerima uang pensiun bapakmu, ibu bayar kembali.

Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata: "Iya Ma, nanti saya tanya istri dulu?", seakan berat untuk mengiyakan.

Ketika sang anak akan beranjak pergi ia melihat dus susu anaknya dan masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian dia merenung.
Jika 1 dus habis 1 hari maka =
1 x 30 hari x 2 th = 36 jt.

Dia berfikir susu paling baik untuk anak adalah ASI harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar??

Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia.

Ibu, dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya tanpa pamrih, gratis. Maafkan anak durhaka ini yang tidak tahu balas budi dan aku tahu aku tak mampu membalas kebaikanmu.

Segera ia mendatangi ibunya dan memeluknya, keningnya dan memberikan uang Rp 5 jt di dompetnya dan berkata: "Ma, jangan berkata pinjam lagi, hartaku adalah milikmu, do'akan anakmu ini agar selalu berbakti padamu".

Sambil berkaca-kaca ada air bening dipelupuk mata ibu ia berkata: "Nak, di setiap keadaan Mama selalu berdo'a agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SurgaNya nanti dalam kebahagiaan amiiin."

7.       Membentak: Membunuh Sel Otak Anak!
(Fakta dan Rahasia yang tidak banyak diungkap)

"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga."

Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah.

Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya. Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otak anak. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak mungkin akan mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, kita harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,” Tidak hanya itu, juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.

Teriakan dan Bentakan menghasilkan gelombang suara. Ya, hampir semua orang mengetahui itu. Yang belum banyak diketahui orang banyak adalah, bentakan yang disertai emosi seperti marah menghasilkan suatu gelombang baru.

Emosi negatif seperti marah mempunyai gelombang khusus yang merupakan gelombang yang dipancarkan dari otak. Gelombang ini dapat bergabung dengan gelombang suara orang yang berteriak. Nah, gabungan gelombang suara dan gelombang emosi marah ini menghasilkan gelombang ketiga dengan efek yang khusus.

Efek dari gelombang ketiga ini adalah sifat destruktifnya terhadap sel-sel otak orang yang dituju. Dalam satu kali bentakan saja, sejumlah sel-sel otak orang yang dijadikan target akan mengalami kerusakan saat dia terkena gelombang ini, baik bila dia mendengar suaranya atau pun tidak. Hal ini karena gelombang ketiga ini tetap merambat sebagaimana dia gelombang suara tapi langsung ditangkap oleh otak sebagaimana gelombang otak.

Efek kerusakan pada sel-sel otak akan lebih besar pada anak-anak yang dijadikan sasaran bentakan ini. Pada remaja dan orang dewasa mengalami kerusakan yang tidak sebesar anak-anak, tapi tetap saja terjadi kerusakan.

Efek jangka panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering mengalami bentakan di masa lalunya. Mereka lebih banyak melamun serta termasuk lambat dalam memahami sesuatu. Orang-orang ini biasanya mudah meluapkan emosi negatif seperti marah, panik atau sedih. Mereka biasanya seringkali mengalami stress hingga depresi dalam hidup, karena kesulitan memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi. Semuanya akibat dari sel-sel otaknya yang aktif lebih sedikit dari yang seharusnya.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, pendidik, ataupun orang yang lebih tua dari 'mereka', sebaiknya memilih sikap yang lebih kreatif dalam menghadapi tingkah anak yang mungkin kurang baik. Seringkali orang tua bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi. Seharusnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membuat aturan. Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa.


8.       5 Ekor Monyet

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?

Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.

Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.

Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.

Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …

Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..

Renungan

==================

Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?

Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.

Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-2 ?

Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya.

Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan.

Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.

Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.

Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.

Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?

Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.

" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. "

9.       Persahabatan...

Sewaktu kita duduk di TK,
kita berpikir kalo seorang teman yg baik adalah teman yg meminjamkan krayon warna merah ketika yg ada hanyalah krayon warna hitam.

Di SD,
kita lalu menemukan bahwa seorang teman yg baik adalah teman yg mau menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dgn kita ketika kita lupa membawanya.

Di SMP,
kita punya ide kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mau menyontekkan PR-nya pada kita & menemani kita makan siang.

Di SMA,
kita merasa kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita kalo kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar.

Saat Kuliah,
kita melihat kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu ada terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalo kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.

Dan seiring berjalannya waktu kehidupan,
kita menemukan kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu memberi kita dua pilihan yg baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yg menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang² yg hanya mau mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yg lebih baik, dan terlebih lagi adalah menerima diri kita apa adanya.

10.   Cara Terbaik Memberikan Pujian

Mumpung hari minggu bersama keluarga, pelajari dan praktekan hal bermanfaat ini.

Kebanyakan orang tua pasti senang memuji dan membanggakan anaknya. Namun, beberapa pujian atau cara memuji yg diberikan orang tua terkadang kurang efektif dan kurang tepat sasaran. Bagaimana sih pujian yang tepat itu, agar berdampak positif bagi si kecil dan bukan sebaliknya? Ikuti beberapa petunjuk di bawah ini.

Harus Lebih Spesifik

Anak menggambar sebuah bunga. Gambar itu bagus sehingga Anda merasa perlu memujinya. Tetapi, jangan katakan, "Gambar itu bagus!". Perhatikan dulu gambarnya dengan cermat. Pilih bagian terbaik dari gambar itu. Bunganya yang berwarna merah, misalnya. Maka katakan, "Bunganya yang merah bagus sekali. Mama suka!"

Kalimat Anda akan memicunya untuk menggambar lebih baik, sehingga Anda tidak hanya memuji bunga yang merah saja, tetapi juga daunnya, bunga yang kuning dan semua yang ada di gambar itu.


Di Depan Orang Lain

Karena semua orang menyukai pujian, ada baiknya pujian pada si kecil juga tidak hanya diberikan saat dia sendirian. Berikan juga ketika dia sedang bersama yang lain, misalnya ayahnya, gurunya, om dan tantenya. Tetapi gunakan cara yang tidak terlalu langsung. Contohnya, "Ayah sudah melihat gambarmu yang bagus tadi? Coba tunjukkan, pasti komentar Ayah akan sama dengan komentar Ibu tadi!"

Iringi Dengan Perhatian

Agar pujian Anda membuat si kecil lebih termotivasi, barengi dengan perhatian, jadi jangan sekedar memuji. Misalnya, si kecil berhasil mengayuh sepedanya tanpa jatuh. Pujilah! "Bagus! Berarti anak Mama sudah besar ya!"

Hari berikutnya, saat melihat dia bersiap-siap dengan sepedanya, luangkan waktu Anda untuk melihat sendiri kemampuannya. Di tengah dia bersepeda, acungkan kedua jempol Anda sambil memujinya, sekali lagi. Maka si kecil akan semakin bersemangat.


Hargai Usahanya

Saat anak berhasil menuliskan namanya sendiri, meski belum sempurna, Anda perlu memberikan penghargaan yang lebih dari sekedar kata pujian. Misalnya, "Ayo kita tempel di lemari es. Biar semua orang tahu kalau anak Mama sudah pintar menulis!". Kesediaan Anda memamerkan karyanya itu kepada yang lain, akan membuat si kecil lebih bersemangat dalam meningkatkan kemampuan tulisnya.


Pilih Positifnya

Si kecil mulai bisa memakai celana sendiri, tetapi belum bisa mengenakan kaosnya. Maka pujilah kemampuannya mengenakan celana sendiri itu saja. Jangan singgung-singgung soal ketidakmampuannya memakai kaos sendiri.Atau katakanlah, "Pintarnya Anak Ibu, sudah bisa pakai celana sendiri. Jangan lupa kaosnya ya!". Ini lebih baik daripada, "Kenapa tidak sekalian dengan kaosnya?" Kalimat yang terakhir ini akan membuatnya merasa 'kecil' dan belum layak dipuji. Kasihan kan?


Pujian Tanpa Syarat

Pujian yang baik adalah yang diberikan tanpa embel-embel, tanpa syarat. Jangan memuji dengan kalimat, "Mama akan lebih bangga kalau kamu juga bisa pakai kaos sendiri. Biar nggak Cuma pakai celananya saja."

sumber : www.pendidikankarakter.com

0

Pages

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA

juli aspriansyah. Diberdayakan oleh Blogger.

juli aspriansyah

Translate

Popular Posts

Blogroll

petunjuk waktu

Followers