1.
," seru
tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf,
Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja
dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Menjaga Keseimbangan Hidup
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang
tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering
mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang
cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga
besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga
besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga,
teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda
harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di
sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu
indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada
beberapa hal yang harus Bapak selesaikan
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang
sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat
keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil
berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah
kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya
perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu
tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat
koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf
Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini.
Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan
nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali,
asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah
dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik
susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si
pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak,
susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari
hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak
olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama
seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak
tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk
pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan
memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti
kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira,
"Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan
saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai
orang yang bijak dan baik hati".
2.
9 Cara Bahagiakan
Anak
(Tidak Selalu Uang yang membahagiakan Anak)
Dari banyaknya tanggung jawab yang Anda tanggung, yang
diinginkan anak tidak banyak, mereka hanya ingin bahagia bersama orang tua
mereka. Nah, bagaimana Anda bisa membahagiakan
anak-anak Anda tanpa keluar dari jalur tanggung jawab sebagai orang tua. Ini
dia 9 cara yang harus Anda praktikkan.
1. Fleksibel Dalam Mengatur Jadwal
Mengatur jadwal memang penting, misalnya kapan buah
hati harus sudah duduk di meja makan saat sarapan, kapan mereka harus mendapat
pelajaran tambahan atau kegiatan di luar sekolah, dan kapan mereka bisa
bermain. Tetapi ingat bahwa semua hal kadang tidak bisa berjalan seperti yang
telah direncanakan. Selalu fleksibel pada anak-anak Anda tanpa mengurangi
tingkat disiplin yang Anda tanamkan. Terus amati apakah anak-anak Anda
menikmati jadwal mereka sehari-hari. Jika tampak jenuh, beri kelonggaran pada
mereka untuk bernapas dan menikmati free selama beberapa hari.
2. Rileks Bersama
Anak-anak biasanya selalu aktif dan jarang
beristirahat, mereka biasanya tidak ingat untuk rileks sampai mereka jatuh
sakit. Kebiasaan ini harus Anda waspadai, jika sampai mereka tidak menikmati
waktu-waktu untuk beristirahat setiap hari. Anda bisa mencontohkan pada mereka
bagaimana caranya untuk rileks sejenak dan beristirahat. Misalnya saja membaca
buku yang isinya ringan, berbaring sebentar di sofa, atau duduk di teras sambil
memandang matahari terbenam. Ajak buah hati Anda untuk beristirahat sejenak
disela-sela kesibukan mereka.
3. Banyak Tertawa
Jangan lagi menganggap hubungan antara anak dan
orang tua bagaikan tembok yang menjadi penghalang untuk saling melucu dan
tertawa. Anak-anak selalu suka dengan berbagai cerita lucu dan tertawa bersama.
Selain itu, tertawa akan membuat stres jauh dari keluarga Anda. Tetapi ingat
untuk tidak membuat bahan lelucon yang berkaitan dengan fisik orang lain. Anda
bisa memulai dengan saling menggelitik pinggang, ceritakan hal-hal lucu yang
pernah Anda alami sewaktu kecil, dan biarkan buah hati Anda bercerita apa yang
menurut mereka lucu.
4. Jauhi Kata "Jangan!"
Seringkali para orang tua mengucapkan kata
"Jangan!" pada buah hati mereka karena alasan keamanan, disiplin, dan
lain sebagainya. Misalnya saja "Jangan main bola di dalam rumah!",
"Jangan lupa mengucapkan terima kasih!", "Jangan ini!",
"Jangan itu!". Padahal jika Anda mendapat perintah, "Jangan
membayangkan gajah menari balet!" yang Anda lakukan justru
membayangkannya, hal ini juga terjadi pada buah hati Anda. Akan lebih baik jika
Anda mengatakan, "Bermain bola memang menyenangkan, tetapi itu
membahayakan benda-benda di dalam rumah, lebih aman kalau kalian main di halaman,"
Atau "Kamu tahu kan pelajaran sopan santunnya? Ucapkan terima kasih, dan
bunda akan bangga kalau kamu selalu ingat pelajaran itu,"
5. Jangan Terlalu Mengejar Sempurna
Saat buah hati Anda mulai belajar sesuatu, Anda
harus bersabar dengan hasilnya. Bila bayi kerabat Anda sudah bisa berjalan
sebelum usia satu tahun, dan bayi Anda masih merangkak saat ulang tahun
pertamanya, jangan memaksa buah hati Anda untuk berjalan secepat mungkin. Jika
menurut dokter tidak ada yang salah dengan perkembangan si kecil, Anda harus
bersabar. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini berlaku juga
bila buah hati Anda sudah masuk pada masa sekolah. Sekalipun Anda punya
keinginan membuat sang buah hati menjadi pianis hebat, jika buah hati tidak
tertarik dengan piano, jangan dipaksakan.
6. Beri Makanan Bergizi
Untuk yang satu ini, Anda tentu perlu ekstra
pengetahuan mengenai kesehatan dan nutrisi untuk anak-anak. Hindari terlalu
sering memanjakan lidah buah hati dengan junk food, camilan berkalori tinggi
dan berbagai minuman atau makanan siap saji. Anak-anak perlu asupan makanan
sehat untuk menunjang aktivitas mereka yang tidak ada habisnya. Selalu sediakan
makanan sehat di lemari dan kulkas. Jauhkan buah hati Anda dari kegiatan nonton
tv sambil makan. Selalu ukur berat badan buah hati Anda dan pastikan berada
dalam angka ideal yang sesuai dengan usianya.
7. Kembangkan Bakatnya
Berbahagialah jika buah hati Anda memiliki bakat
yang bisa dikembangkan. Sekolah tidak terlalu banyak memiliki peran untuk
mengembangkan bakat, sehingga peran Anda sangat diperlukan di sini. Bila buah
hati Anda suka dengan musik klasik dan tertarik dengan biola, tidak ada
salahnya Anda memasukkan buah hati Anda ke sanggar musik. Jika buah hati Anda
suka dengan kegiatan melukis, sediakan kanvas dan berbagai peralatan melukis.
Demikian juga untuk bakat yang lain, motivasi, arahan dan dukungan dari Anda
akan sangat membantu si buah hati untuk mengapresiasi bakat yang dia miliki.
8. Ajarkan Kemandirian
Kadang para orang tua tidak tega melihat buah hati
mereka mencuci piring bekas makan malam mereka atau merapikan kamar mereka.
Tetapi Anda harus 'tega' menanamkan kemandirian sebagai bekal kehidupannya
kelak. Buah hati Anda harus bisa membantu Anda tanpa diperintah, termasuk
merapikan kamar dan barang-barang miliknya, meletakkan barang kembali di tempat
semua, dan menyusun apa saja yang mereka miliki. Ini akan menjadi kontrol dalam
keseharian mereka, dan jangan lupa untuk terus memantau mereka setiap hari.
9. Dengarkan Mereka
Komunikasi adalah hal terpenting dalam membina
hubungan antara orang tua dan anak. Jangan membuat arisan, koran dan internet
menjadi sesuatu yang lebih penting daripada anak Anda. Beri waktu luang untuk
berbincang dengannya. Dengarkan tanpa menyela atau memarahi mereka, karena
percayalah, Anda akan lebih mengenal buah hati Anda dari apa yang dia
ceritakan, apa yang menjadi kekhawatiran mereka dan apa impian mereka. Jaga
kontak mata saat mereka bercerita dan dengarkan mereka.
3.
9 Cara Bahagiakan
Anak
(Tidak Selalu Uang yang membahagiakan Anak)
Dari banyaknya tanggung jawab yang Anda tanggung, yang
diinginkan anak tidak banyak, mereka hanya ingin bahagia bersama orang tua
mereka. Nah, bagaimana Anda bisa membahagiakan
anak-anak Anda tanpa keluar dari jalur tanggung jawab sebagai orang tua. Ini
dia 9 cara yang harus Anda praktikkan.
1. Fleksibel Dalam Mengatur Jadwal
Mengatur jadwal memang penting, misalnya kapan buah
hati harus sudah duduk di meja makan saat sarapan, kapan mereka harus mendapat
pelajaran tambahan atau kegiatan di luar sekolah, dan kapan mereka bisa
bermain. Tetapi ingat bahwa semua hal kadang tidak bisa berjalan seperti yang
telah direncanakan. Selalu fleksibel pada anak-anak Anda tanpa mengurangi
tingkat disiplin yang Anda tanamkan. Terus amati apakah anak-anak Anda
menikmati jadwal mereka sehari-hari. Jika tampak jenuh, beri kelonggaran pada
mereka untuk bernapas dan menikmati free selama beberapa hari.
2. Rileks Bersama
Anak-anak biasanya selalu aktif dan jarang
beristirahat, mereka biasanya tidak ingat untuk rileks sampai mereka jatuh
sakit. Kebiasaan ini harus Anda waspadai, jika sampai mereka tidak menikmati
waktu-waktu untuk beristirahat setiap hari. Anda bisa mencontohkan pada mereka
bagaimana caranya untuk rileks sejenak dan beristirahat. Misalnya saja membaca
buku yang isinya ringan, berbaring sebentar di sofa, atau duduk di teras sambil
memandang matahari terbenam. Ajak buah hati Anda untuk beristirahat sejenak
disela-sela kesibukan mereka.
3. Banyak Tertawa
Jangan lagi menganggap hubungan antara anak dan
orang tua bagaikan tembok yang menjadi penghalang untuk saling melucu dan
tertawa. Anak-anak selalu suka dengan berbagai cerita lucu dan tertawa bersama.
Selain itu, tertawa akan membuat stres jauh dari keluarga Anda. Tetapi ingat
untuk tidak membuat bahan lelucon yang berkaitan dengan fisik orang lain. Anda
bisa memulai dengan saling menggelitik pinggang, ceritakan hal-hal lucu yang
pernah Anda alami sewaktu kecil, dan biarkan buah hati Anda bercerita apa yang
menurut mereka lucu.
4. Jauhi Kata "Jangan!"
Seringkali para orang tua mengucapkan kata
"Jangan!" pada buah hati mereka karena alasan keamanan, disiplin, dan
lain sebagainya. Misalnya saja "Jangan main bola di dalam rumah!",
"Jangan lupa mengucapkan terima kasih!", "Jangan ini!",
"Jangan itu!". Padahal jika Anda mendapat perintah, "Jangan
membayangkan gajah menari balet!" yang Anda lakukan justru
membayangkannya, hal ini juga terjadi pada buah hati Anda. Akan lebih baik jika
Anda mengatakan, "Bermain bola memang menyenangkan, tetapi itu membahayakan
benda-benda di dalam rumah, lebih aman kalau kalian main di halaman," Atau
"Kamu tahu kan pelajaran sopan santunnya? Ucapkan terima kasih, dan bunda
akan bangga kalau kamu selalu ingat pelajaran itu,"
5. Jangan Terlalu Mengejar Sempurna
Saat buah hati Anda mulai belajar sesuatu, Anda
harus bersabar dengan hasilnya. Bila bayi kerabat Anda sudah bisa berjalan
sebelum usia satu tahun, dan bayi Anda masih merangkak saat ulang tahun
pertamanya, jangan memaksa buah hati Anda untuk berjalan secepat mungkin. Jika
menurut dokter tidak ada yang salah dengan perkembangan si kecil, Anda harus
bersabar. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini berlaku juga
bila buah hati Anda sudah masuk pada masa sekolah. Sekalipun Anda punya
keinginan membuat sang buah hati menjadi pianis hebat, jika buah hati tidak
tertarik dengan piano, jangan dipaksakan.
6. Beri Makanan Bergizi
Untuk yang satu ini, Anda tentu perlu ekstra
pengetahuan mengenai kesehatan dan nutrisi untuk anak-anak. Hindari terlalu
sering memanjakan lidah buah hati dengan junk food, camilan berkalori tinggi
dan berbagai minuman atau makanan siap saji. Anak-anak perlu asupan makanan
sehat untuk menunjang aktivitas mereka yang tidak ada habisnya. Selalu sediakan
makanan sehat di lemari dan kulkas. Jauhkan buah hati Anda dari kegiatan nonton
tv sambil makan. Selalu ukur berat badan buah hati Anda dan pastikan berada
dalam angka ideal yang sesuai dengan usianya.
7. Kembangkan Bakatnya
Berbahagialah jika buah hati Anda memiliki bakat
yang bisa dikembangkan. Sekolah tidak terlalu banyak memiliki peran untuk
mengembangkan bakat, sehingga peran Anda sangat diperlukan di sini. Bila buah
hati Anda suka dengan musik klasik dan tertarik dengan biola, tidak ada
salahnya Anda memasukkan buah hati Anda ke sanggar musik. Jika buah hati Anda
suka dengan kegiatan melukis, sediakan kanvas dan berbagai peralatan melukis.
Demikian juga untuk bakat yang lain, motivasi, arahan dan dukungan dari Anda
akan sangat membantu si buah hati untuk mengapresiasi bakat yang dia miliki.
8. Ajarkan Kemandirian
Kadang para orang tua tidak tega melihat buah hati
mereka mencuci piring bekas makan malam mereka atau merapikan kamar mereka.
Tetapi Anda harus 'tega' menanamkan kemandirian sebagai bekal kehidupannya
kelak. Buah hati Anda harus bisa membantu Anda tanpa diperintah, termasuk
merapikan kamar dan barang-barang miliknya, meletakkan barang kembali di tempat
semua, dan menyusun apa saja yang mereka miliki. Ini akan menjadi kontrol dalam
keseharian mereka, dan jangan lupa untuk terus memantau mereka setiap hari.
9. Dengarkan Mereka
Komunikasi adalah hal terpenting dalam membina
hubungan antara orang tua dan anak. Jangan membuat arisan, koran dan internet
menjadi sesuatu yang lebih penting daripada anak Anda. Beri waktu luang untuk
berbincang dengannya. Dengarkan tanpa menyela atau memarahi mereka, karena
percayalah, Anda akan lebih mengenal buah hati Anda dari apa yang dia
ceritakan, apa yang menjadi kekhawatiran mereka dan apa impian mereka. Jaga
kontak mata saat mereka bercerita dan dengarkan mereka.
4.
1 Rahasia Mudah
Berbahagia
Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50
peserta.
Tiba-tiba sang Motivator berhenti berkata-kata dan
mulai memberikan balon kepada masing2 peserta.
Dan kepada mereka masing2 diminta untuk menulis namanya di balon tsb dgn menggunakan spidol. Kemudian
semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.
Sekarang semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu
dan diminta untuk menemukan balon yang telah tertulis nama mereka, dan diberi waktu
hanya 5 menit.
Semua orang panik mencari nama mereka, bertabrakan
satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya sehingga
terjadi kekacauan.
Waktu 5 menit sudah usai,tidak ada seorangpun yang
bisa menemukan balon mereka sendiri.
Sekarang masing2 diminta untuk secara acak
mengambil sembarang balon dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis
di atasnya.
Dalam beberapa menit semua orang punya balon mereka
sendiri.
Akhirnya sang Motivator berkata : Kejadian yg baru
terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri
sendiri, (mirip dengan mencari balon mereka sendiri) dan banyak yg gagal.Mereka
baru berhasil mendapatkannya ketika mereka memberikan kebahagiaan kepada orang
lain (memberikan balon kepada pemiliknya).
Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang
lain. Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan
kebahagiaan anda sendiri.
5.
6 Cara Mengatasi
Anak Depresi
(Sangat Bisa dilakukan oleh orang awam)
1. Dekatilah anak dengan penuh kasih sayang.
Jika anak mulai memperlihatkan tanda-tanda depresi,
inilah saatnya kita sebagai orang tua perlu memberi dosis cinta dan kasih sayang yang kuat pada anak. Pada saat kritis tersebut
anak sangat membutuhkan dukungan emosional dengan sentuhan dan pelukan.
Dukungan emosional dapat lebih meringankan bebannya, sebab anak tidak merasa
sendiri.
2. Bentuklah anak untuk merasa lebih aman dan
nyaman.
Untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dihayati, anak
membutuhkan suasana yang dapat menyejukkan hatinya. Bila perlu anak diajak ke
tempat yang menyenangkan dan tempat yang dapat membangkitkan gairah hidup serta
semangat hidupnya.
3. Membantu anak memahami permasalahannya.
Jika anak sudah mau menceritakan tentang masalah
yang menghimpitnya, ini berarti merupakan pertanda baik. Sudah ada keinginan
yang terselip dalam hati anak untuk mengatasi derita hatinya. Namun kalau anak
masih membungkam dan memendam masalahnya, kita dapat mengetuk pintu hatinya dan
memberi dukungan emosional dengan memeluk anak. Selanjutnya, ajak anak untuk
melakukan relaksasi. Fungsi relaksasi ini adalah untuk mengikis habis beban
yang mengganjal dalam hati.
4. Meyakinkan anak pada kemampuan dirinya.
Setelah anak dapat menerima kenyataan yang menimpa
dirinya dengan ikhlas, selanjutnya anak perlu diajak untuk mengembangkan
aktivitas lainnya. Khususnya aktivitas yang dapat mengatasi permasalahan yang
telah menghantuinya tersebut. Hal ini penting untuk mencegah anak kembali
menghayati kesedihan hatinya.
5. Kembalikan semangat hidup anak dengan
mengembangkan positive thinking.
Agar anak tidak terombang-ambing oleh suasana hati
yang tidak mengenakkannya, anak perlu dilatih cara mengembangkan positif
thinking. Anak harus dapat melatih diri menghadapi situasi yang menekan atau
masalah dengan rasional, sehingga latihan ini membuat anak mampu menghadapi
keadaan yang menekan atau persoalan dengan lebih memfokuskan pada inti
permasalahan dan berupaya menemukan solusinya.
6. Kembangkan rasa percaya diri anak.
Bangun pengertian anak, bahwa masalah bukan
merupakan beban yang harus ditakuti. Anak tak boleh memandang rendah kemampuan
diri sendiri. Seburuk atau sesulit apa pun kondisi yang dihadapi, anak masih
punya kekuatan dan kemampuan mengatasinya. Tanamkan keyakinan anak “mampu”
menyelesaikan segala bentuk hambatan. Sebab, setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.
6.
Hutang/Piutang
Seorang Ibu
(Pernah Menghitung ini??)
Benarkah hanya 36 juta? dari hitung2an kasar saja?
Suatu hari seorang ibu ingin meminjam uang dari anaknya
yang telah mapan, dengan suara direndahkan terdengar sayup-sayup disertai rasa malu ia berkata : "Nak,bolehkah ibu meminjam uang
2.500.000? Ibu ada perlu...". Nanti bulan depan, setelah menerima uang
pensiun bapakmu, ibu bayar kembali.
Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka
datar ia berkata: "Iya Ma, nanti saya tanya istri dulu?", seakan
berat untuk mengiyakan.
Ketika sang anak akan beranjak pergi ia melihat dus
susu anaknya dan masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian dia merenung.
Jika 1 dus habis 1 hari maka =
1 x 30 hari x 2 th = 36 jt.
Dia berfikir susu paling baik untuk anak adalah ASI
harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang jika
didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar??
Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang
teduh walau telah dimakan usia.
Ibu, dirimu telah memberikan semua kasih sayang,
harta dan semuanya tanpa pamrih, gratis. Maafkan anak durhaka ini yang tidak
tahu balas budi dan aku tahu aku tak mampu membalas kebaikanmu.
Segera ia mendatangi ibunya dan memeluknya,
keningnya dan memberikan uang Rp 5 jt di dompetnya dan berkata: "Ma,
jangan berkata pinjam lagi, hartaku adalah milikmu, do'akan anakmu ini agar
selalu berbakti padamu".
Sambil berkaca-kaca ada air bening dipelupuk mata
ibu ia berkata: "Nak, di setiap keadaan Mama selalu berdo'a agar kita
semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SurgaNya nanti dalam kebahagiaan
amiiin."
7.
Membentak:
Membunuh Sel Otak Anak!
(Fakta dan Rahasia yang tidak banyak diungkap)
"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak
terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau
makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar
sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10
milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun
kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga."
Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan
bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian
Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni
pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan
membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang
tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil
menyusui, rangkaian otak terbentuk indah.
Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri
pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah
monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam
perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk
rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada
anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan
terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya. Dari hasil penelitian
ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otak
anak. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak mungkin akan
mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, kita harus berhati-hati
dalam memarahi anaknya,” Tidak hanya itu, juga mengganggu fungsi organ penting
dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.
Teriakan dan Bentakan menghasilkan gelombang suara.
Ya, hampir semua orang mengetahui itu. Yang belum banyak diketahui orang banyak
adalah, bentakan yang disertai emosi seperti marah menghasilkan suatu gelombang
baru.
Emosi negatif seperti marah mempunyai gelombang
khusus yang merupakan gelombang yang dipancarkan dari otak. Gelombang ini dapat
bergabung dengan gelombang suara orang yang berteriak. Nah, gabungan gelombang
suara dan gelombang emosi marah ini menghasilkan gelombang ketiga dengan efek
yang khusus.
Efek dari gelombang ketiga ini adalah sifat
destruktifnya terhadap sel-sel otak orang yang dituju. Dalam satu kali bentakan
saja, sejumlah sel-sel otak orang yang dijadikan target akan mengalami
kerusakan saat dia terkena gelombang ini, baik bila dia mendengar suaranya atau
pun tidak. Hal ini karena gelombang ketiga ini tetap merambat sebagaimana dia
gelombang suara tapi langsung ditangkap oleh otak sebagaimana gelombang otak.
Efek kerusakan pada sel-sel otak akan lebih besar
pada anak-anak yang dijadikan sasaran bentakan ini. Pada remaja dan orang
dewasa mengalami kerusakan yang tidak sebesar anak-anak, tapi tetap saja
terjadi kerusakan.
Efek jangka panjangnya dapat dilihat pada
orang-orang yang sering mengalami bentakan di masa lalunya. Mereka lebih banyak
melamun serta termasuk lambat dalam memahami sesuatu. Orang-orang ini biasanya
mudah meluapkan emosi negatif seperti marah, panik atau sedih. Mereka biasanya
seringkali mengalami stress hingga depresi dalam hidup, karena kesulitan
memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi. Semuanya akibat dari sel-sel
otaknya yang aktif lebih sedikit dari yang seharusnya.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, pendidik,
ataupun orang yang lebih tua dari 'mereka', sebaiknya memilih sikap yang lebih
kreatif dalam menghadapi tingkah anak yang mungkin kurang baik. Seringkali
orang tua bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan
terjadi. Seharusnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan
anak, sebelum membuat aturan. Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang
tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa.
Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh
atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa.
8.
5 Ekor Monyet
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para
profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong
secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam
ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan
diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan
dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan
di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut.
Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah
tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh.
Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai
akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami
kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.
Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C.
Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika
mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik
oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami
`kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang
bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak
pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para
profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E.
Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang
diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah
keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes
keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke
atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari
aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak
demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti
apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa
menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D,
monyet E nekad naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi,
monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..
Renungan
==================
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan
tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan
sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan
berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak
ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang
menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan
mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang
yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri.
Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai
keinginan mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian
kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa
depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita,
yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan
mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan
yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2
dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti
saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu
yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar
sehari-2 ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir
optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan
sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa
motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan
dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu
ketakutan.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya
akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari
ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun,
bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang
bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ?
Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia
lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan
mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.
Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali,
coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu
orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa
tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang
terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada
awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai
macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E.
Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian
anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. "
9.
Persahabatan...
Sewaktu kita duduk di TK,
kita berpikir kalo seorang teman yg baik adalah teman
yg meminjamkan krayon warna merah ketika yg ada hanyalah krayon warna hitam.
Di SD,
kita lalu menemukan bahwa seorang teman yg baik
adalah teman yg mau menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas,
membagi makan siangnya dgn kita ketika kita lupa membawanya.
Di SMP,
kita punya ide kalo seorang teman yg baik adalah
teman yg mau menyontekkan PR-nya pada kita & menemani kita makan siang.
Di SMA,
kita merasa kalo seorang teman yg baik adalah teman
yg mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita kalo kita boleh pulang
malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar.
Saat Kuliah,
kita melihat kalo seorang teman yg baik adalah
teman yg selalu ada terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman
melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalo kita akan lulus dalam
ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan,
kita menemukan kalo seorang teman yg baik adalah
teman yg selalu memberi kita dua pilihan yg baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yg
menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang² yg hanya mau mengambil
keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu
meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yg lebih
baik, dan terlebih lagi adalah menerima diri kita apa adanya.
10.
Cara Terbaik Memberikan
Pujian
Mumpung hari minggu bersama keluarga, pelajari dan
praktekan hal bermanfaat ini.
Kebanyakan orang tua pasti senang memuji dan
membanggakan anaknya. Namun, beberapa pujian atau cara memuji yg diberikan
orang tua terkadang kurang efektif dan
kurang tepat sasaran. Bagaimana sih pujian yang tepat itu, agar berdampak
positif bagi si kecil dan bukan sebaliknya? Ikuti beberapa petunjuk di bawah
ini.
Harus Lebih Spesifik
Anak menggambar sebuah bunga. Gambar itu bagus
sehingga Anda merasa perlu memujinya. Tetapi, jangan katakan, "Gambar itu
bagus!". Perhatikan dulu gambarnya dengan cermat. Pilih bagian terbaik
dari gambar itu. Bunganya yang berwarna merah, misalnya. Maka katakan,
"Bunganya yang merah bagus sekali. Mama suka!"
Kalimat Anda akan memicunya untuk menggambar lebih
baik, sehingga Anda tidak hanya memuji bunga yang merah saja, tetapi juga
daunnya, bunga yang kuning dan semua yang ada di gambar itu.
Di Depan Orang Lain
Karena semua orang menyukai pujian, ada baiknya
pujian pada si kecil juga tidak hanya diberikan saat dia sendirian. Berikan
juga ketika dia sedang bersama yang lain, misalnya ayahnya, gurunya, om dan
tantenya. Tetapi gunakan cara yang tidak terlalu langsung. Contohnya,
"Ayah sudah melihat gambarmu yang bagus tadi? Coba tunjukkan, pasti
komentar Ayah akan sama dengan komentar Ibu tadi!"
Iringi Dengan Perhatian
Agar pujian Anda membuat si kecil lebih
termotivasi, barengi dengan perhatian, jadi jangan sekedar memuji. Misalnya, si
kecil berhasil mengayuh sepedanya tanpa jatuh. Pujilah! "Bagus! Berarti
anak Mama sudah besar ya!"
Hari berikutnya, saat melihat dia bersiap-siap
dengan sepedanya, luangkan waktu Anda untuk melihat sendiri kemampuannya. Di
tengah dia bersepeda, acungkan kedua jempol Anda sambil memujinya, sekali lagi.
Maka si kecil akan semakin bersemangat.
Hargai Usahanya
Saat anak berhasil menuliskan namanya sendiri,
meski belum sempurna, Anda perlu memberikan penghargaan yang lebih dari sekedar
kata pujian. Misalnya, "Ayo kita tempel di lemari es. Biar semua orang
tahu kalau anak Mama sudah pintar menulis!". Kesediaan Anda memamerkan
karyanya itu kepada yang lain, akan membuat si kecil lebih bersemangat dalam
meningkatkan kemampuan tulisnya.
Pilih Positifnya
Si kecil mulai bisa memakai celana sendiri, tetapi
belum bisa mengenakan kaosnya. Maka pujilah kemampuannya mengenakan celana
sendiri itu saja. Jangan singgung-singgung soal ketidakmampuannya memakai kaos
sendiri.Atau katakanlah, "Pintarnya Anak Ibu, sudah bisa pakai celana
sendiri. Jangan lupa kaosnya ya!". Ini lebih baik daripada, "Kenapa
tidak sekalian dengan kaosnya?" Kalimat yang terakhir ini akan membuatnya
merasa 'kecil' dan belum layak dipuji. Kasihan kan?
Pujian Tanpa Syarat
Pujian yang baik adalah yang diberikan tanpa
embel-embel, tanpa syarat. Jangan memuji dengan kalimat, "Mama akan lebih
bangga kalau kamu juga bisa pakai kaos sendiri. Biar nggak Cuma pakai celananya
saja."
sumber : www.pendidikankarakter.com